Penjadwalan Proses Sistem Operasi
PENJADWALAN
PROSES
Penjadwalan Proses adalah kumpulan kebijaksanaan dan
mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan
sistem komputer.
Tugas
Penjadwalan yaitu :
1)
Memutuskan proses yang harus berjalan
2)
Memutuskan kapan dan selama berapa lama
proses berjalan
Sasaran
Utama Penjadwalan Proses
Sasaran utama penjadwalan
proses adalah optimasi kinerja sistem computer menurut kriteria tertentu. Kriteria
untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan yaitu :
1) Adil (Fairness)
Adil adalah proses-proses diperlakukan sama yaitu mendapat jatah waktu
layanan pemroses yang sama dan tidak ada proses yang tidak kebagian layanan
pemroses sehingga mengalami startvation. Starvation adalah
kondisi bahwa proses tidak pernah berjalan karena tidak dijadwalkan untuk
berjalan. Sasaran penjadwalan seharusnya menjamin setiap proses mendapat
pelayanan dari pemroses secara adil.
2) Efisiensi
Efisiensi
atau utilisasi pemroses yang dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk
pemroses dengan total waktu operasi system computer secara keseluruhan. Sasaran
penjadwalan adalah menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga
efisiensi system computer mencapai nilai maksimum. Keadaan sibuk berarti
pemroses tidak menganggur. Layanan pemroses termasuk waktu yang dihabiskan
untuk mengeksekusi program pemakai dan layanan system operasi secara efektif,
bukan melakukan penjadwalan itu sendiri.
3) Waktu
Tanggap (Response Time)
·
System interaktif
Waktu
tanggap (terminal response time) dalam
system interaktif didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat
karakter terakhir dari perintah oleh program atau transaksi sampai hasil
pertama muncul di perangkat masukan keluaran seperti layar (terminal).
·
System waktu nyata
Pada
system waktu nyata (real-time),
waktu tanggap didefinisikan sebagai waktu dari saat kemunculan suatu kejadian
(internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan terhadap
kejadian dieksekusi. Waktu untuk system nyata biasa disebut event response time. Sasaran
penjadwalan adalah meminimalkan waktu tanggap sehingga menghasilkan system yang
reponsif.
4) Turn Arround Time
Turn
Arround time adalah waktu yang dihabiskan dari saat
proses atau job mulai masuk ke system
sampai proses itu diselesaikan system. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang
dihabiskan proses berada di system, diekspresikan sebagai penjumlahan waktu
eksekusi (waktu pelayanan proses/job) dan waktu menunggu dari proses itu,
yaitu: Turn Arround time = waktu eksekusi + waktu
menunggu. Sasaran penjadwalan adalah menimbulkan turn arround time
5) Throughput
Throughput adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan selama satu selang/unit waktu.
Cara untuk mengekspresikan troughput adalah
dengan jumlah proses/job pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval
waktu tertentu. Sasaran penjadwalan adalah memaksimalkan jumlah job/proses yang
dilayani per satu interval waktu. Lebih tinggi angka troughput maka lebih banyak kerja yang dilakukan
system.
Tipe – Tipe Penjadwalan
Terdapat 3 tipe penjadwalan berada secara bersama-sama
pada sistem operasi yang kompleks, yaitu:
1)
Penjadwal
jangka pendek (short-term scheduller).
Penjadwalan jangka pendek bertugas
menjadwalkan alokasi pemroses di antara proses-proses Ready yang berada di
memori utama. sasaran utama penjadwal jangka pendek adalah memaksimumkan
kinerja sistem untuk memenuhi satu kumpulan kriteria yang diharapkan. Penjadwal
ini dijalankan setiap terjadi pengalihan proses untuk memilih proses berikutnya
yang harus dijalankan.
2) Penjadwal jangka menengah (medium-term
scheduller).
Setelah
eksekusi selama suatu waktu, proses mungkin ditunda karena permintaan layanan
masukan/keluaran atau memanggil suatu system call. Proses-proses yang tertunda
tidak dapat membuat suatu kemajuan untuk menuju selesai sampai ondisi yang
menyebabkannya hilang. Agar ruang memori dapat bermanfaat maka proses dipindah
dari memori utama ke memori sekunder sehingga tersedia ruang yang lebih besar
untuk proses yang lain. Kapasitas memori utama terbatas untuk sejumlah proses
yang aktif. Aktivitas pemindahan proses yang tertunda dari memori utama ke
memori sekunder disebut swapping. Penjadwal
jangka menengah bertugas menangani proses swapping . Proses yang mempunyai
kepentingan kecil saat itu adalah proses yang tertunda. Tetapi begitu kondii
yang membuat proses tertunda hilang dan proses dimasukkan kembali ke memori
utama dan Ready. Penjadwal jangka menengah mengendalikan transisi dari suspended
ke ready (dari state suspend ke Ready dari proses yang mengalami
swapping).
3) Penjadwal jangka panjang (long-term scheduller)
Penjadwal jangka panjang bekerja terhadap
antrian batch dan memilih batch berikutnya yang
harus dieksekusi sistem. Batch biasanya berupa proses-proses dengan penggunaan
sumber daya yang intensif (yaitu waktu pemroses, memori, perangkat
masukan/keluaran), program ini mempunyai prioritas yang rendah, dan biasa
digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibu) selama periode aktivitas
proses-proses interaktif rendah. Sasaran utama penjadwal jangka panjang adalah
memberi keseimbangan proses-proses campuran.
Strategi Penjadwalan
Dalam Strategi penjadwalan, terdapat
2 strategi penjadwalan yaitu :
1) Penjadwalan Nonpreemptive (run-to-completion)
Begitu
proses diberi jatah layanan pemroses aka pemroses tidak dapat diambil alih oleh
proses lain sampai proses itu selesai. Non-preemptive juga
disebut run-to-completion karena proses yang telah dijadwalkan akan dijalankan
sampai selesainya atau proses tersebut meminta layanan masukan/keluaran.
2) Penjadwalan Preemptive
Saat proses diberi jatah layanan pemroses maka
pemroses dapat diambil alih proses lain yang mempunyai prioritas lebih tinggi
berdasarkan kriteria sistem itu. Pada penjadwalan preemptive, proses dapat
disela oleh proses lain sebelumnya selesainya dan harus dilanjutkan menunggu
jatah waktu layanan pemroses tiba kembali pada proses itu. Proses yang disela
berubah menjadi state Ready.
Penjadwalan preemptive berguna pada sistem
yakni proses-proses yang perlu mendapat perhatian/ tanggapan pemroses secara
cepat. Misalnya :
·
Pada sistem-sistem waktu nyata, kehilangan interupsi
(yaitu interupsi tidak segera dilayani) dapat berakibat fatal
· Pada sistem-sistem interatif timesharing, penjadwalan
preemptive penting agar dapat menjamin waktu tanggap yang memadai.
Peralihan
proses (yaitu layanan pemroses dari satu proses beralih ke proses lain)
memerlukan overhead (karena banya
tabel yang dikelola). Agar penjadwalan preemptive menjadi
efektif, banyak proses harus berada di memori utama sehingga proses-proses
tersebut dapat segera Running begitu diperlukan. Menyimpan banyak proses yang
tidak Running di memori utama
merupakan suatu overhead tersendiri.
Algoritma - Algoritma
Penjadwalan Proses
Terdapat banyak algoritma penjadwalan, baik algoritma penjadwalan nonpreemptive maupun penjadwalan preemptive.
Terdapat banyak algoritma penjadwalan, baik algoritma penjadwalan nonpreemptive maupun penjadwalan preemptive.
·
Algoritma-algoritma yang menerapkan strategi nonpreemptive diantaranya :
1)
FIFO (First-In, First-Out)
atau FCFS (First-Come, First-Serve)
2)
SJF (Shortest Job First)
·
Algoritma-algoritma yang menerapkan strategi preemptive diantaranya :
1)
RR (Round-Robin)
2)
MFQ (Multiple Feedback Queues)
3)
SRF (Shortest-Remaining-First)
4)
HRN (Highest-Remaining-Next)
5)
PS (Priority Schedulling)
6)
GS (Guaranteed Schedulling)
Klasifikasi lain selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses diambil
alih secara paksa adalah klasifikasi yang berdasarkan adanya prioritas
diproses-proses, yaitu :
1.
Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas
2.
Algoritma penjadwalan berprioritas,
terdiri dari :
·
Algoritma penjadwalan berprioritas
statis
·
Algoritma penjadwalan berprioritas
dinamis
Algoritma-Algoritma
Penjadwalan Proses
1. Penjadwalan Round-Robin (RR)
Penjadwalan
Round Robin merupakan Penjadwalan Preemptive, namun proses tidak di-preempt
secara langsung oleh proses lain, namun oleh penjadwal berdasarkan lama waktu
berjalannya suatu proses. Maka penjadwalan ini disebut preempt-by-time dan
Penjadwalan tanpa prioritas.
Semua
proses dianggap penting dan diberi jumlah waktu pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time-slice tempat
proses tsb berjalan. Proses berjalan selama 1 kwanta, kemudian penjadwal akan
mengalihkan kepada proses berikutnya juga untuk berjalan satu kwanta, begitu
seterusnya sampai kembali pada proses pertama dan berulang.
Ketentuan algoritma round robin adalah
sbb :
a.
Jika kwanta habis dan proses belum
selesai maka proses Runing menjadi Ready dan pemroses dialihkan ke proses lain
b.
Jika kwanta belum habis dan proses
menunggu suatu kejadian (misalnya menunggu selesainya suatu operasi I/O), maka
proses Running menjadi Blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain.
c.
Jika kwanta belum habis tapi proses
telah selesai maka proses Running itu diakhiri dan pemroses dialihkan ke proses
lain
Algoritma penjadwalan ini dapat
diimplementasi sbb :
a.
Sistem mengelola senarai proses Ready
sesuai urutan kedatangannya
b.
Sistem mengambil proses yang berada di
ujung depan antrian Ready menjadi Running
c.
Bila kwanta belum habis dan proses
selesai maka sistem mengambil proses di ujung depan antrian proses Ready
d.
Jika kwanta habis dan proses belum
selesai maka ditempatkan proses Running ke ekor antrian proses Ready dan sistem
mengambil proses di ujung depan antrian proses Ready
Masalah penjadwalan ini adalah dalam hal
menentukan besar kwanta, yaitu :
a.
Kwanta terlalu besar menyebabkan waktu
tanggap besar dan turn arround time rendah
b.
Kwanta terlalu kecil mengakibatkan
peralihan proses terlalu banyak sehingga menurunkan efisiensi pemroses
Harus diterapkan besar kwanta waktu yang optimal berdasarkan kebutuhan
sistem, terutama dari hasil percobaan atau data historis dari sistem. Besar
kwanta waktu beragam yang bergantung beban sistem.
Berdasarkan kriteria penilaian
penjadwalan :
a.
Fairness, penjadwalan RR adil bila
dipandang dari persamaan pelayanan oleh pemroses
b.
Efisiensi, penjadwalan ini cenderung
efisien pada sistem interatif
c.
Respons Time(waktu tanggap), penjadwalan ini memuaskan untuk sistem interaktif, tidak
memadai untuk sistem waktu nyata.Turn arround Time,
penjadwalan RR cukup bagus
d.
Throughput, penjadwlan RR cukup bagus
2. Penjadwalan FIFO (FIFO)
Penjadwalan
FIFO merupakan Penjadwalan non preemptive (run-to-completion) dan Penjadwalan tidak berprioritas. Penjadwal
FIFO adalah penjadwalan dengan ketentuan-ketentuan paling sederhana, yaitu :
·
Proses-proses diberi jatah waktu
pemroses diurutkan berdasarkan waktu kedatangan proses-proses itu ke sistem.
·
Begitu proses mendapat jatah waktu
pemroses, proses dijalankan sampai selesai
Penjadwalan
ini dikatakan adil dalam arti resmi, tapi dikatakan tidak adil karena proses
yang memerlukan waktu lama membuat proses pendek menunggu. Proses tidak penting
dapat membuat proses penting menjadi menunggu. FIFO jarang digunakan secara
mandiri tapi dikombinasikan dengan skema lain, misalnya keputusan berdasarkan
prioritas proses, sedangkan untuk proses berprioritas sama diputuskan
berdasarkan FIFO.
Berdasarkan kriteria penilaian
penjadwalan :
a.
Fairness, penjadwalan FIFO
adil dalam arti resmi
b.
Efisiensi, FIFO sangat efisien dalam
penggunaan pemroses
c.
Waktu tanggap, penjadwalan sangat tidak
memuaskan karena proses dapat menunggu lama. Tidak cocok untuk sistem
interaktifTurn arround time, penjadwalan FIFO tidak bagus
d.
Throughput, penjadwalan FIFO tidak bagus.
3. Penjadwalan Berprioritas (PS)
Gagasan penjadwalan adalah masing-masing proses diberi prioritas dan proses
berprioritas tertinggi menjadi Running (yaitu mendapat jatah waktu pemroses).
Prioritas dapat diberikan secara :
Prioritas dapat diberikan secara :
a.
Prioritas statis (static priorities),
prioritas tak berubah.
·
keunggulan : Mudah diimplementasikan dan
mempunyai overhead relatif kecil.
·
kelemahan : penjadwalan prioritas statis
tidak tanggap perubahan lingkungan yang mungkin menghendaki penyesuaian
prioritas.
b.
Prioritas dinamis (dynamic priorities)
Mekanisme
menanggapi perubahan lingkungan sistem saat beroperasi di lingkungan nyata.
Prioritas awal yang diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek. Dalam hal
ini sistem dapat menyesuaikan nilai prioritasnya ke nilai yang lebih tepat
sesuai lingkungan.
·
keunggulan : waktu tanggap sistem yang
bagus
·
kelemahan : implementsi mekanisme
prioritas dinamis lebih kompleks dan mempunyai overhead yang
lebih besar dibanding mekanisme prioritas statik.
Algoritma
ini dituntun oleh keputusan untuk memenuhi kebijaksanaan tertentu yang menjadi
tujuan sistem komputer. Algoritma sederhana yang memberi layanan yang baik
adalah dengan menge-set proses dengan prioritas berdasarkan rumus nilai 1/f
bahwa f adalah rasio kwanta terakhir yang digunakan proses.
·
Proses yang menggunakan 2 milidetik, kwanta 100 ms
maka prioritasnya 50
·
Proses yang berjalan selama 50 milidetik sebelum
Blocked berprioritas 2
·
Proses yang menggunakan seluruh kwanta berprioritas 1
Kebijaksanaan
yang diterapkan adalah jaminan proses-proses mendapat layanan yang adil dari
pemroses dalam arti jumlah waktu pemroses yang sama untuk masing-masing
pemroses pada satu waktu.
Biasanya memenuhi kebijaksanaan yang ingin mencapai level maksimal berdasarkan suatu kriteria tertentu di sistem. Algoritma penjadwalan berprioritas dapat dikombinasikan yaitu dengan mengelompokkan proses-proses menjadi kelas-kelas prioritas. Penjadwalan berprioritas diterapkan antar kelas- kelas proses itu. Penjadwalan round-robin atau penjadwalan FIFO diterapkan pada proses-proses di dalam satu kelas.
Biasanya memenuhi kebijaksanaan yang ingin mencapai level maksimal berdasarkan suatu kriteria tertentu di sistem. Algoritma penjadwalan berprioritas dapat dikombinasikan yaitu dengan mengelompokkan proses-proses menjadi kelas-kelas prioritas. Penjadwalan berprioritas diterapkan antar kelas- kelas proses itu. Penjadwalan round-robin atau penjadwalan FIFO diterapkan pada proses-proses di dalam satu kelas.
4. Penjadwalan yang Terpendek yang Lebih
Dahulu (SJF)
Penjadwalan
SJF ini merupakan Penjadwalan non preemptive dan Penjadwalan dapat dikatakan
sebagai berprioritas. Di SJF, prioritas diasosiasikan dengan masing-masing
proses dan pemproses dialokasikan ke proses dengan prioritas tertinggi.
Proses-proses dengan prioritas yang sama akan dijadwalkan secara FIFO.
Penjadwalan
ini mengasumsikan waktu jalan proses (sampai selesai) atau waktu lamanya proses
diketahui sebelumnya. Mekanisme penjadwlan SJF adalah lebih dulu menjadwalkan
proses dengan waktu jalan terpendek sampai selesai. Setelah proses itu selesai,
maka proses dengan waktu jalan terpendek berikutnya dijadwalkan. Demikian
seterusnya. Keunggulan : penjadwalan SJF mempunyai efisiensi tinggi dan turn
arround time rendah.
5. Penjadwalan dengan Banyak Antrian (MFQ)
Penjadwalan
MFQ ini merupakan Penjadwalan preemptive dan Penjadwalan berprioritas dinamis. Sasaran
penjadwalan ini adalah untuk mencegah banyaknya aktivitas swapping. Cara yang dilakukan
adalah dengan :
·
Proses-proses yang sangat banyak
menggunakan pemroses (karena menyelesaikan tugasnya memakan waktu yang lama)
diberi jatah waktu (jumlah kwanta) lebih banyak dalam satu waktu.
·
Penjadwalan ini menghendaki kelas
prioritas bagi proses-proses yang ada. Kelas tertinggi berjalan selama satu
kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta, kelas berikutnya lagi
berjalan empat kwanta, kelas berikutnya-berikutnya lagi berjalan delapan kwanta
dan seterusnya.
Ketentuan yang berlaku adalah sebagai
berikut :
·
Jalankan proses-proses yang berada pada
kelas prioritas tertinggi
· Jika proses telah menggunakan seluruh
kwanta yang dialokasikan maka proses itu diturunkan kelas prioritasnya
·
Proses yang masuk untuk pertama kali ke
sistem langsung diberi kelas tertinggi
6. Penjadwalan dengan Sisa Waktu Terpendek,
Lebih Dahulu (SRF)
Penjadwalan
ini merupakan Penjadwalan Preemptive dan Penjadwalan berprioritas dinamis. Penjadwalan
SRF merupakan perbaikan dari SJF, SJF merupakan penjadwalan nonpreemptive sedang SRF adalah preemptive yang
dapat digunakan untuk sistem timesharing. Pada SRF, proses dengan sisa waktu
jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses-proses yang baru tiba.
Perbedaan SRF dengan SJF yaitu :
·
Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan
sampai selesai
·
Pada SRF proses yang sedang berjalan (Running) dapat
diambil alih oleh proses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih
rendah
·
SRF mempunyai overhead yang lebih besar dibanding SJF.
SRF memerlukan penyimpanan waktu layanan yang telah dihabiskan proses dan
kadang-kadang harus menangani peralihan.
·
Tibanya proses-proses kecil akan segera dijalankan
·
Proses-proses lebih lama berarti dengan lama dan
variasi waktu tunggu lebih lama dibanding dengan SJF.
· Secara teoretis, SRF memberi waktu tunggu minimum tapi
karena adanya overhead peralihan, maka pada situasi tertentu SJF bisa memberi
kinerja yang lebih baik dibanding SRF.
7. Penjadwalan Rasio Tanggapan Tertinggi,
Lebih Dahulu(HRN)
Penjadwalan
HRN ini merupakan Penjadwalan non preemptive dan Penjadwalan
berprioritas dinamis. Penjadwalan ini juga untuk mengkoreksi kelemahan SJF. HRN
adalah strategi penjadwalan non preemptive dengan
prioritas proses tidak hanya merupakan fungsi dari waktu layanan, tapi juga
jumlah waktu tunggu proses. Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus
berikut : Prioritas = (waktu tunggu + waktu layanan) / waktu layanan
Karena
waktu layanan muncul sebagai pembagi maka proses yang lebih pendek mempunyai
prioritas yang lebih baik. Karena waktu tunggu sebagai pembilang maka proses
yang telah menunggu lebih lama juga mempunyai kesempatan lebih bagus untuk
memperoleh layanan pemroses. Disebut HRN (High respons next)
karena waktu tanggap adalah (waktu tunggu + waktu layanan). Ketentuan HRN
berarti agar memperoleh waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani.
8. Penjadwalan Terjamin (GS)
Penjadwal
GS ini adalah Penjadwalan preemptive dan Penjadwalan berprioritas dinamis. Penjadwalan
ini berupaya memberi masing-masing pemakai daya pemroses yang sama. Jika
terdapat N pemakai maka tiap pemakai diupayakan mendapat 1/N daya pemroses.
Sistem merekam banyak waktu pemroses yang telah digunakan proses sejak login
dan jumlah waktu proses yang digunakan seluruh proses.
Karena
jumlah waktu pemroses tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio
antara waktu pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh yaitu 1/N waktu
pemroses seluruhnya dan waktu pemroses telah diperuntukkan proses itu.
Penjadwal akan menjalankan proses dengan rasio terendah sampai rasio proses diatas pesaing terdekatnya.
Penjadwal akan menjalankan proses dengan rasio terendah sampai rasio proses diatas pesaing terdekatnya.
Evaluasi Algoritma
Masing-masing algoritma mempunyai parameter-parameter tersendiri. Pemilihan algoritma penjadwalan merupakan hal yang sulit. Persoalan pertama adalah mendefinisikan kriteria untuk pemilihan algoritma. Kriteria-kriteria yang sering digunakan adalah fairness (keadilan), efisiensi, waktu tanggap, turn arround time dan throughput. Kriteria kemudian dapat menjadi :
Masing-masing algoritma mempunyai parameter-parameter tersendiri. Pemilihan algoritma penjadwalan merupakan hal yang sulit. Persoalan pertama adalah mendefinisikan kriteria untuk pemilihan algoritma. Kriteria-kriteria yang sering digunakan adalah fairness (keadilan), efisiensi, waktu tanggap, turn arround time dan throughput. Kriteria kemudian dapat menjadi :
·
Memaksimumkan utilisasi pemroses dengan
konstrain waktu tanggap maksimum adalah 500 milidetik, atau
·
Memaksimumkan throughput bahwa turn
arround time adalah berbanding linier dengan waktu eksekusi total.
Begitu kriteria pemilihan telah didefinisikan, kita dapat mengeveluasi
beragam algoritma. Terdapat sejumlah metode evaluasi untuk melakukan hal ini,
yaitu :
a. Pemodelan deterministis
Merupakan
evaluasi analitis. Evaluasi analitis menggunakan algoritma dan beban kerja
sistem untuk menghasilkan satu rumus atau angka yang menunjukkan kinerja
algoritma untuk beban kerja itu. Pemodelan deterministik menggunakan suatu
beban kerja tertentu yang telah ditentukan dan mendefinisikan kinerja algoritma
untuk beban kerja itu.
b. Pemodelan antrian
Sistem
komputer dipandang sebagai satu jaringan pelayanan (server). Masing-masing
pelayan mempunyai satu antrian dari proses-proses yang menunggu layanan.
Pemroses adalah satu pelayan dengan satu antrian proses yang siap menerima
layanan, begitu juga perangkat I/O adalah antrian perangkat. Dengan mengetahui
rate kedatangan dan rate layanan, maka kita dapat mengkomputasi utilisasi,
panjang antrian rata-rata, waktu tunggu rata-rata dsb. Bidang studi ini adalah
analisis jaringan antrian (queueing network analys).
c. Simulasi
Simulasi
dapat memberikan evaluasi algoritma penjadwalan dengan lebih akurat. Simulasi
melibatkan pemrograman model sistem komputer. Dengan simulasi akan diperoleh
statistik yang menyatakan kinerja algoritma.
d. Implementasi
Simulasi
pun hanya memberikan akurasi yang terbatas. Satu-satunya cara paling akurat
dalam mengevaluasi algoritma penjadwalan adalah mengimplementasikannya,
menjalankannya pada sistem nyata dan melihatnya bekerja. Pendekatan ini adalah
menjalankan algoritma nyata di sistem nyata untuk keperluan evaluasi pada beban
atau kondisi operasi yang nyata.
Sangat bermanfaat :)
BalasHapusyuhuuu..bermanfaat sekali
BalasHapuspinset lurus